Zaman
semakin maju dan teknologi semakin canggih. Manusia dituntut agar lebih kreatif
dalam memecahkan sebuah masalah baik masalah ekonomi, kualitas hidup, ekonomi,
dan sosial. Semakin bertambah jumlah penduduk dari tahun ke tahun, membuat
kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier semakin meningkat juga. Hal tersebut
secara tidak langsung membuat sumber daya alam di bumi semakin terkuras habis
akibat memenuhi kebutuhan hidup semua umat manusia. Jika tidak ada suatu
tindakan serius, secara perlahan kita akan semakin kehabisan segala kebutuhan
kita. Hal ini mungkin terjadi apalagi dengan didorong terus kemajuan teknologi
yang semakin canggih. Maka dari itu suatu hal yang baru yang akan digunakan
oleh semua kebutuhan harus dibuat dari sesuatu yang sudah ada melainkan kita
melakukan recycle dan reduce untuk menanggulangi kasus yang
seperti ini. Dengan kita memanfaatkan sesuatu yang sudah ada berarti secara
tidak langsung kita mulai berhenti mengeruk habis segala sumber kebutuhan yang
berasal dari bumi ini. Jika masalah seperti ini terjadi dan ditanggulangi
dengan cara seperti ini, kita bisa memenuhi segala kebutuhan kita tanpa
khawatir untuk kehabisan sumber daya alam yang sudah ada.
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah
kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip,
proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa
didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur
ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam
secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang
adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan
material baru untuk proses produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus
menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama,
contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau
busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama.
Seringkali hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan
proses pembuatan dengan bahan yang baru.
Proses daur ulang alumunium dapat menghemat 95% energi
dan mengurangi polusi udara sebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi
alumunium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar
pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.
Isi
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan
bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya
dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,
mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas
rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Perangkat
elektronik yang bernama ponsel ini sudah menjadi tentengan setiap orang. Tidak
hanya di tanah air, melainkan juga di negara luar sana. Sebagai alat komunikasi,
ponsel memang menjadi kebutuhan pokok. Namun saking banyaknya produk ini
berkeliaran, makin banyak pula sampah atau limbah yang dihasilkan. Dengan
teknologi baru, tak lama ini limbah ponsel ternyata bisa juga di daur ulang.
Handphone
atau yang lebih dikenal dengan HP sudah dikenal oleh berbagai kalangan. Mulai
dari anak kecil hingga lansia, hal ini membuka peluang bagi para pecinta HP
utamanya para produsen HP untuk menciptakan HP dengan berbagai macam merk
sehingga bisa mendapatkan hasil yang tak terhingga. Peningkatan pengguna handphone dikarenakan manfaat yang
diberikan oleh handphone sangat
banyak, diantaranya: dengan adanya handphone
memudahkan kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, selain itu pada saat
sekarang sudah banyak fitur-fitur yang ada di handphone yang memudahkan para penggunanya seperti kamera, radio, pemutar
musik, dll.
Fasilitas internet menjadi alasan
bagi pengguna dalam membeli ponsel. Dan Indonesia pun menjadi pengguna ponsel
terbesar ketiga di dunia setelah China dan India. Prediksi InMobi tentang
pengguna ponsel nyaris dipastikan kebenarannya. Setelah pada 2009 pengguna
ponsel di Indonesia mencapai angka 100 juta lebih, maka untuk periode 2010 ini
InMobi meramal angka pengguna seluler di Indonesia akan naik menjadi 146 juta. Ledakan
yang hampir mencapai kenaikan 50% itu lantaran InMobi sudah mencium gelagat
akan beredarnya ponsel dengan harga yang relatif murah. Dan tentu saja, dengan
fasilitas jejaring sosial yang menggiurkan para pembelinya.
Sebuah ponsel berisi berbagai macam
piranti elektronik seperti timah yang kebanyakan untuk men-solder komponen, arsenik, dan brominan--sejenis senyawa atom dengan
nomor 35--yang sangat membahayakan kesehatan. Ponsel-ponsel lama kebanyakan
menggunakan baterai NiCad yang di dalamnya terdapat cadmium, toxin, dan carcinogen. Diperkirakan sekitar 130
juta ponsel atau sekitar 65.000 ton yang terbuang akan tidak digunakan lagi
pada tahun-tahun berikutnya.
Beberapa negara seperti
Australia dan Swiss mempunyai program khusus untuk menanggulanginya, seperti
mendaur ulang ponsel-ponsel lama tersebut. Di Amerika Serikat, pemerintah
federal tidak memusingkan hal tersebut. Akan tetapai beberapa negara bagian
termasuk Callifornia mulai mengambil langkah khusus untuk menanggulanginya. The California Cell Phone Recycling Act
bertugas untuk mencari ponsel-ponsel lama dari para konsumen untuk didaur
ulang. Setelah diadakannya pertemuan, maka mereka sepakat untuk mengatur harga
dan jumlah produk yang layak di pasarkan di Eropa dan hal ini diatur oleh
Eropean Union, dengan begitu dirasa dapat mengurangi tingkat pembuangan
ponsel-ponsel bekas. Kenyataan di lapangan terdapat tiga kata yang sangat
sering dilakukan yaitu: mengurangi, daur ulang, dan membuang. Ketiganya
dijadikan alasan utama untuk masalah pembuangan ponsel sekarang ini. Daur ulang
dan membuangnya sangat sering terjadi. Banyak perusahaan, pabrikan ponsel, dan
pengumpul sampah ponsel sedang berusaha mencari jalan keluar agar masalah ini
tidak berlarut-larut.
Perusahaan seperti AT&T,
Cingular dan Tracfone menawarkan ponsel hasil daur ulang kepada para pengguna
ponsel secara cuma-cuma. T-Mobile memberikan keleluasaan kepada penggunanya
untuk menggunakan ponsel hasil daur ulang yang kompatibel dengan jaringan GSM (Global System for Mobile Communications).
Atlanta Phone Recycler Collective Good merupakan salah satu dari beberapa
perusahaan kecil yang mendedikasikan hidup mereka untuk ponsel. Collective Good
tersebar sekitar 300 tempat di Amerika dan Kanada, termasuk San Diego YWCA.
Kelompok ini mengumpulkan ponsel-ponsel dan mengirimkanya kepada para pendaur
ulang untuk dapat dijual kembali. Collective Good juga menerima segala model
ponsel yang masih dapat digunakan. Hal ini juga dapat mendatangkan uang untuk
seperempat bagian lainnya, yang dapat didaur ulang dan dijual kembali,
khususnya untuk daerah pemasaran di Amerika Latin, di mana orang-orang di sana
tidak begitu tertarik akan ponsel-ponsel baru.
Penutup
Industri untuk pendaurulangan
ponsel memang tidak sebanyak industri pembuat ponsel, namun di satu sisi
industri ini mulai berkembang besar, dan rata-rata tidak bertujuan untuk
keuntungan mereka sendiri. Namun, daur ulang ponsel secara nyata telah
memberikan solusi terhadap semakin menggunungnya sampah ponsel. Dampaknya
mungkin sedikit banyak telah mengurangi menumpuknya ponsel bekas atau ponsel
yang tak terpakai. Selain itu ternyata pendaurulangan handphone dapat mengurangi emisi karbon dari aktivitas teknologi
informasi karena Untuk memproduksi sebuah telepon genggam, misalnya, memerlukan
penambangan dengan mengambil tanah sebanyak 100 kg. Padahal, kalau dibuang,
sebuah ponsel memerlukan waktu 400 juta tahun agar dapat terurai.
Sumber:
- http://repository.stisitelkom.ac.id/111/2/Journal_Andri_Ramadhan_Sudrajat.pdf
- http://agussupri177.wordpress.com/teknologi/daur-ulang-handphone/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar