Peserta SNMPTN yang Ingin Daftar SBMPTN Lebih Awal
MALANG KOTA- Peserta SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri), baik dari jalur undangan maupun Bidikmisi tahun ini tak bisa daftar SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri). Karena PIN (personal identification number) mereka masih terkunci di database SNMPTN.
"Kalau ngotot daftar SBMPTN lebih awal, sistemnya langsung menolak. Karena PIN peserta masih digunakan proses seleksi SNMPTN," ujar Arrijal Nagara Yanottama, anggota bagian teknologi informasi dan komunikasi (TIK) panitia lokal (panlok) Malang kepada Radar Malang di kantornya kemarin.
Dia menjelaskan, pendaftaran SBMPTN tahun ini dibuka Senin, 13 Mei pekan depan dan akan ditutup 7 Juni. Sedang SNMPTN telah berlangsung sejak 1 Februari hingga 8 Maret lalu. Lolos tidaknya peserta bakal diumumkan 28 Mei mendatang.
Karena itu, jika peserta SNMPTN ingin berjibaku masuk PTN lewat jalur SBMPTN harus menunggu pengumuman SNMPTN dulu. Dengan syarat peserta harus membeli PIN baru. Artinya, peserta harus melakukan pembeyaran terlebih dahulu pada perbankan yang ditunjuk. "Ini untuk mendapatkan PIN baru. Karena jalur SNMPTN tidak dikenakan biaya alias gratis," terang pria asal Pasuruan itu.
Tapi, untuk SBMPTN, hanya ada dua kelompok yang gratis dan otomatis bisa mengikuti seleksi ini. Dua kelompok adalah peserta yang daftar SNMPTN dan Bidikmisi tapi tidak diterima dan peserta tidak daftar SNMPTN tapi daftar Bidikmisi dan belum ada kepastian. Selain dua kelompok itu maka tetap dikenakan biaya pendaftaran. "Syaratnya tetap harus menunggu pascapengumuman SNMPTN 28 Mei mendatang," kata dia.
Untuk biaya pendaftaran (beli PIN baru) dibagi menjadi dua kelompok. Yakni, Rp 200 ribu untuk kelompok campuran dan Rp 175 ribu untuk kelompok saintek serta sosial-humaniora. "Peserta bisa pilih maksimal tiga prodi (program studi) di semua kelompok," sambungnya.
Pelaksanaan tes SBMPTN sendiri akan digelar 18-19 Juni dengan pengumuman 12 Juli. Masih kata Rijal-sapaan akrab-Arrijal Nagara Yanottama, untuk mengantisipasi membeludaknya pendaftar SBMPTN, panlok telah menyiapkan help desk alias layanan pengaduan. Bentuknya berupa layanan SMS melalui nomor HP: 082 338 744 789. Layanan ini masih dilakukan untuk tahun ini. "Hati-hati dengan oknum yang mengatasnamakan Panlok Malang. Nomor Panlok hanya itu saja," ungkap Rijal.
Selain layanan tersebut, lanjutnya, Panlok Malang juga menyediakan call center di nomor 0341-560 977 atau bisa mengadu lewat e-mail: helpdesk.panlokmlg@um.ac.id. Layanan ini dibuka saat jam kerja kantor. "Kalau peserta susah login atau ada kendala lainnya, bisa gunakan salah satu fasilitas itu," imbuh pria yang mengabdikan diri di UM sejak 2008.
Sistem database SNMPTN, lanjutnya, disatukan dengan data SNMPTN. Hal ini dilakukan agar peserta tidak melakukan dobel pendaftaran dengan PIN yang sama. "Ini berpotensi merusak database. Makanya panitia pusat menguncinya," tukas alumni Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) itu. (im/nen)
Jawa Pos, Radar Malang, Malang Raya, Sabtu 11 Mei 2013, halaman 41, Pendidikan, Lifestyle & Society.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar