Mahasiswa Program Studi (Prodi) Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan aplikasi Angkring. Aplikasi ini berfungsi sebagai wadah informasi bagi pembeli untuk mencari pedagang kaki lima alias PKL yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Aplikasi Angkring berfungsi sebagai media promosi yang memberikan informasi bagi pembeli untuk mencari PKL yang sesuai dengan kebutuhannya. |
Angkring yang dapat diunduh melalui Playstore tersebut diluncurkan pada tanggal 4 April 2017 lalu. Meski berusia muda, aplikasi yang dikembangkan sejak tahun lalu itu mampu memperoleh penghargaan berupa Winner at Young ICT Leaders Forum 2016 di Korea Selatan. Kemudian, mampu meraih Top 150 at Ship Start Up Festival di Finlandia dan Finalist at Filantropi Festival di Jakarta.
Dosen PWK UNS yang juga sebagai Koordinator Pengembang Tim Aplikasi Angkring, Rufia Andisetyana Putri mengatakan, hal yang melatarbelakangi munculnya ide pengembangan aplikasi Angkring di antaranya jumlah PKL yang terus bertambah setiap tahunnya. PKL menyediakan kebutuhan masyarakat dengan harga murah, mudah, serta bisa ditemui di mana pun dan kapan pun.
Namun, rencana tata ruang belum mampu mengakomodasi kebutuhan ruang PKL sehingga mengalami keterbatasan dalam mengakses ruang. Selain itu, PKL mengalami keterbatasan pangsa pasar dan akses informasi yang disediakan oleh pemerintah, lembaga keuangan maupun CSR untuk mengembangkan usahanya. Atas dasar itulah, tim dari PWK UNS tertarik untuk membuat aplikasi Angkring.
Lanjut Rufia, keunikan dari aplikasi Angkring ini yaitu menawarkan sebuah sistem yang terintegrasi yang memungkinkan PKL untuk terhubung dengan stakeholder yang mendukung pengembangan usaha mereka.
"Mengingat ada begitu banyak PKL dan jumlah PKL selalu tumbuh setiap tahun, kami berharap bahwa peningkatan PKL ini juga akan berarti pertumbuhan yang positif bagi perekonomian kota. Keberadaan Angkring akan menjadi bantuan besar bagi pemerintah, bank, dan lembaga-lembaga lain yang ingin membuat pengimplementasian program-program mereka lebih baik terutama dengan tujuan mengembangkan UKM," ujar Rufia.
Selain itu, di menu aplikasi Angkring terdapat menu upload, di mana menu tersebut melibatkan masyarakat sebagai konsumen untuk memperbarui atau menambah PKL yang belum diakomdasi di dalam aplikasi Angkring, sehingga data PKL selalu terbarukan dengan pelibatan masyarakat.
Tak hanya meluncurkan aplikasi Angkring, tim dari PWK FT UNS ini juga mengembangkan aplikasi Angkring-seller. Tujuan utama dari pembuatan aplikasi Angkring dan Angkring-seller adalah meningkatkan pemberdayaan pedagang kaki lima dengan cara mengintegrasikan PKL dengan masyarakat, pemerintah, pasar, lembaga keuangan, dan perusahaan.
Tujuan khusus dari pembuatan aplikasi Angkring dan Angkring-seller adalah membantu peningkatan kesejahteraan PKL melalui media promosi online. Kemudian memudahkan PKL untuk berintegrasi dengan konsumen, pemerintah, swasta, lembaga keuangan, dan perusahaan untuk mengatasi permasalahannya.
Hanya saja belum semua PKL terdata di aplikasi Angkring ini. Baru sekitar 1.000-an PKL yang terakses di aplikasi Angkring.
"Jadi kami ada yang survei langsung ke lapangan untuk mendata PKL. Mereka yang sudah tinggal minimal enam bulan yang kita data. Dan ini belum di semua kecamatan di Solo, baru di Jebres, Manahan, dan di Jalan Slamet Riyadi. Kemudian hingga sekarang (4/4) sudah 400-an konsumen men-download aplikasi tersebut," ujar Rufia.
Lanjutnya, PKL yang masuk dalam aplikasi Angkring ini tak hanya kuliner, melainkan bisa di bidang camilan, barang, jasa, ataupun makanan segar lainnya.
"Banyak yang komen di aplikasi tersebut yang mengaku terbantu dengan aplikasi ini. Kemudian jika ada yang merekomendasikan PKL untuk masuk dalam aplikasi Angkring juga bisa. Dan saat ini akan terus kami kembangkan aplikasinya," imbuhnya.
Tim pengembang aplikasi Angkring ini terdiri dari Rufia Andisetyana Putri, Azrina Farania—mahasiswi PWK UNS 2013—sebagai desainer, Salsabila Imtiyas—mahasiswi PWK UNS 2014—sebagai sekretaris, Eldora Aristian—mahasiswi PWK UNS 2014—sebagai bagian pemasaran, Resty Dharma S.—mahasiswi PWK UNS 2014—sebagai humas, Shilvia Dwi C.—mahasiswi PWK UNS 2015—sebagai bendahara, Mujahidah S.—mahasiswi Informatika UNS 2014—sebagai desainer, Ryhannul Jannah—mahasiswi Informatika UNS 2015—sebagai bendahara, Damas Fajar P.—mahasiswa Informatika UNS 2012—sebagai pengembang IT, dan M. Zuhrul Umam—mahasiswa Informatika UNS 2012 sebagai pengembang IT. (Astuti)
Koran Sebelas Maret, Edisi Mei 2017, halaman 13, Riset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar